Program
Chernobyl, Tragedi Nuklir Terbesar dalam Sejarah
By 20 September 2022
|Berita mengenai invasi Rusia dan Ukraina sedang ramai beberapa waktu terakhir ini. Panasnya hubungan di antara kedua negara ini masih belum selesai sampai di sini. Mereka sempat terlibat pertempuran yang sengit dan menyita banyak perhatian publik pada Februari lalu karena pasukan Rusia yang sudah menguasai pembangkit nuklir di Chernobyl, Ukraina. Hal ini mengingatkan dunia akan tragedi kecelakaan nuklir terburuk sepanjang masa yaitu tragedi Chernobyl.
Chernobyl itu sendiri sebenarnya adalah nama sebuah kota di utara Ukraina yang dahulu memiliki sekitar 16.000 penghuni. Namun, sebagian besar dari kota ini sudah ditinggalkan sejak tragedi kecelakaan nuklir yang terjadi 36 tahun lalu, tepatnya 26 April 1986. Tragedi tersebut terjadi di Chernobyl sehingga dikenal dengan tragedi Chernobyl.
Tragedi Chernobyl bermula pada saat sekelompok teknisi yang melakukan sebuah eksperimen kelistrikan di reaktor nomor 4 Chernobyl pada 25 April 1986 malam. Para teknisi yang melakukan eksperimen tersebut adalah teknisi yang memiliki hanya sedikit pengetahuan tentang reaktor nuklir. Mereka ingin mengetahui turbin reaktor dapat mengoperasikan pompa air darurat dengan kelembaman tenaga atau tidak. Mereka dengan cerobohnya mematikan sistem keamanan darurat dan sistem pengaturan daya reaktor serta menjalankan reaktor dengan tenaga yang sangat rendah sehingga reaktor menjadi tidak stabil. Mereka melepas terlalu banyak batang pengendali juga untuk meningkatkan tenaga reaktor sehingga menghasilkan energi lebih dari 200 megawatt dan menjadi sulit untuk dikendalikan.
Kemudian, mereka masih melanjutkan eksperimen tersebut pada 26 April 1986 dini hari tepatnya pukul 01.23. Mereka melanjutkannya dengan mematikan mesin turbin untuk melihat putarannya bisa menyalakan pompa air atau tidak. Namun, putaran turbin tidak cukup kuat untuk menyalakan pompa air tanpa ada air sebagai pendingin, level tenaga di reaktor pun melonjak. Lalu, mereka memasukkan kembali 200-an batang pengendali ke dalam reaktor secara bersamaan dengan tujuan mencegah reaktor meleleh dan bisa mengurangi reaksi.
Namun, hal itu menimbulkan reaksi dan menyebabkan terjadinya sebuah ledakan yang sangat berbahaya dan menghancurkan lapisan baja dan beton penutup reaktor.
Ledakan tersebut melepaskan lebih dari 50 ton materi radioaktif ke atmosfer dan terbawa angin. Kemudian, pada 27 April 1986, pemerintah Uni Soviet harus mengevakuasi 30.000 warga Pripyat, dan berusaha menutupi tragedi tersebut. Radiasi yang levelnya sangat tinggi itu terbawa angin ke arah Eropa Timur dan Utara sehingga mencemari jutaan hektar hutan dan lahan pertanian di sana. Akibat dari kejadian tragis ini, diperkirakan 5.000 warga Uni Soviet meninggal dunia karena kanker atau penyakit lainnya yang disebabkan oleh radiasi Chernobyl. Serta jutaan orang lainnya mengalami gangguan kesehatan yang cukup signifikan. Pada akhirnya, pembangkit listrik tenaga nuklir itu resmi berhenti beroperasi pada tahun 2000 dan reaktor terakhir di Chernobyl dimatikan.
Kisah tragedi Chernobyl pun dibuatkan sebuah serial Chernobyl yang diproduksi oleh HBO di tahun 2019. Kemudian, pada tahun 2021, layanan streaming Netflix juga menayangkan film Chernobyl 1986 buatan Rusia yang menghadirkan sudut pandang baru dari serial Chernobyl dari HBO. Film tersebut menceritakan tentang seorang pemadam kebakaran yang mengalami dampak dari bencana nuklir pada April 1986 silam.
llustrasi foto: Pixabay
More News
CCP
Suriname: Jejak Bahasa Jawa di Karibia
News
Sewa Rahim Semakin Diminati, Apakah Berbeda dengan Program Bayi Tabung?
Media Relation