News
Sejarah pandemi sebelum Covid-19
By 27 June 2022
|Sudah 2 tahun lebih wabah Covid – 19 menyerang di berbagai negara termasuk Indonesia. Virus Covid – 19 pertama kali muncul di di Kota Wuhan, China, kurang lebih kasus awal pertama kali muncul pada tanggal 1 Desember 2019. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberi nama virus tersebut yaitu Severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang kemudian diubah menjadi coronavirus 2019 (COVID-19). Saat itu, virus covid-19 belum menyebar ke berbagai negara.
Seiring berjalannya waktu, jumlah kasus yang terkena virus covid-19 semakin bertambah dan dikonfirmasikan bahwa penyakit ini dapat menular dari manusia ke manusia. Maraknya berita virus Covid-19 menyebar sangat cepat ke berbagai negara. Hal ini membuat sejumlah masyarakat merasa khawatir terkena virus tersebut. Penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 masih satu keluarga dengan coronavirus, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Ketiga wabah ini memiliki kecepatan infeksi yang berbeda dalam menjangkiti para korban. Di antara ketiganya, COVID-19 adalah yang tercepat dalam mengakibatkan infeksi antar manusia.
Coronavirus 2019 (COVID-19) pertama kali muncul di Indonesia pada Senin, 2 Maret 2020 yang langsung diumumkan oleh presiden Jokowi. Dua kasus pertama positif Covid – 19 dialami oleh ibu berusia 64 tahun beserta putrinya berusia 31 tahun. Di duga dua pasien tersebut usai melakukan kontak langsung dengan seorang warga negara asal dari Jepang yang juga terinfeksi Covid-19. Dikarenakan virus yang mudah menular, membuat Indonesia seiring berjalannya waktu bertambah jumlah kasus positif Covid-19. Hal ini tentunya menimbulkan kepanikan, khususnya usia lansia yang rentan akan penularan virus ini.
Namun, sebelum adanya pandemi Covid-19 seperti sekarang, ternyata kita pernah dilanda wabah penyakit lain. Berikut ini adalah 3 penyakit yang pernah menjadi pandemi beserta sejarahnya:
1. Kolera
Kolera merupakan penyakit akibat infeksi bakteri disebut Vibrio Cholerae yang biasanya menyebar melalui air yang terkontaminasi. Penyakit ini akan menyebabkan pengidapnya mengalami diare parah dan dehidrasi. Efek mematikan dari penyakit ini adalah hasil dari racun yang dihasilkan bakteri di usus kecil. Menurut World Health Organization (WHO), terdapat antara 1,3 hingga 4 juta kasus kolera di seluruh dunia setiap tahun, yang menyebabkan 21.000 hingga 143.000 kematian.
Gejala Kolera
- Gejala ringan dan sedang : mual, muntah, diare, dehidrasi ringan hingga berat. Dehidrasi meliputi kelelahan, mata cekung, murung, kulit keriput, haus ekstrim, jumlah urin berkurang, mulut kering, tekanan darah rendah, dan detakan jantung tidak teratur.
- Gejala pada anak – anak : mengantuk, demam, kejang, dan koma.
Wabah mematikan kolera muncul pada tahun 1817 di Jessore, India, terletak diantara wilayah Calcutta (Kolkata) dan Dhaka (sekarang di Bangladesh). Wabah ini kemudian menyebar ke sebagian besar India dan negara tetangga seperti Myanmar dan Sri Lanka. Pandemi wabah Kolera terjadi 7 kali dan banyak menewaskan orang.
Pandemi kolera pertama tercatat dilaporkan di Thailand, Filipina, di Indonesia lebih dari 100.000 orang pulau Jawa meninggal. Pandemi menyebar ke Turki sampai Eropa, menyebar di sepanjang rute perdagangan Saudi Arabia ke pantai timur Afrika dan Mediterania. Beberapa tahun kolera menghilang kecuali di Teluk Benggala.
Pandemi kolera kedua dimulai tahun 1829 mencapai Eropa dan Amerika. Pada 1830, muncul di Moskow, St Petersburg, Finlandia, dan Polandia. Pada tahun 1831 muncul di Inggris (Sunderland). Tahun 1832, kapal dari pelabuhan Hamburg (Jerman) tiba di Belahan Dunia Barat dan menewaskan 1.000 kematian. Setelah dari Kanada lalu wabah menyebar ke Amerika Serikat sampai menewaskan 5.000 kematian. Lalu setahun berikutnya pandemi sudah menyebar ke Meksiko dan Kuba.
Pandemi kolera ketiga pada tahun 1852 di India lalu menyebar melalui Persia (Iran), Eropa, Amerika, dan seluruh dunia. Pandemi ketiga termasuk yang paling mematikan karena setidaknya ada 23.000 meninggal di Inggris Raya.
Pandemi kolera keempat pada tahun 1863. Lebih dari 5.000 penduduk Naples (1884) meninggal mungkin sebanyak 60.000 dan di Rusia sebanyak 200.000 (1893-1984). Pada tahun 1877 – 1879 di Cina dan Jepang ada 150.000 dan 90.000 kasus kematian. Di Hamburg (1892) hampir 1,5 persen populasi tewas. Penyakit ini menyebar ke seluruh Amerika Selatan pada awal 1890-an.
Pandemi kolera keenam berlangsung dari tahun 1899 – 1923. Lebih dari 34.000 orang tewas di Mesir dan sekitar 4.000 peziarah Muslim diperkirakan telah meninggal di Mekkah pada tahun 1902. Di Rusia lebih dari 500.000 orang meninggal. Setelah 1923 kolera surut dari sebagian besar dunia, meskipun kasus-kasus endemik berlanjut di anak benua India. Pandemi ketujuh pada tahun 1961 berlanjut hingga hari ini. Kolera dilaporkan. Meskipun telah ditemukan vaksin, penyakit ini masih terus berjangkit di Indonesia hingga tahun 2003 dengan kejadian wabah terakhir pada tahun 1927 di Tanjung Priok.
2. Cacar
Penyakit Cacar sangat menular dan menyebar dari percikan mulut atau hidung seseorang yang terinfeksi virus variola yang dihirup oleh orang – orang di sekitarnya. Cacar muncul sejak 3.000 tahun yang lalu. Bukti fisik paling awal ditemukan pada mumi raja Mesir yang meninggal dunia pada 1157 sebelum Masehi. Lalu cacar menyebar ke China mencapai Jepang pada abad ke-6, di Eropa pada abad 11 dan 12. Gejalanya mencakup demam dan letih dan setelah itu muncul lebih kecil berisi nanah pada kulit penderita.
Di Meksiko wabah cacar terjadi pada September tahun 1520. Wabah ini dibawa para pedagang dari Mesir ke India pada milenium pertama Sebelum Masehi. Virus tersebut kemudian menyebar ke Amerika Selatan, dan menyebabkan kejatuhan dan penggulingan kerajaan seperti Aztec dan Inca. Pada tahun 1796 berhasil mendapatkan vaksin pertama dan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan penyakit tersebut dapat diberantas pada tahun 1980.
3. Ebola
Virus ebola pertama kali diidentifikasi pada tahun 1976 di dua tempat secara simultan yakni di Yambuku, di Republik Demokratik Kongo dan di Nzara, Sudan Selatan. Penyakit Ebola dikenal dengan Ebola Virus Disease (EVD) atau Ebola Hemorrhagic Fever (EHF) yang disebabkan oleh virus ebola (anggota folovirus). Terdapat lima macam penyebab genus virus ebola yaitu Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Reston Ebolavirus, Sudan ebolavirus (SUDV), Zaire ebolavirus, dan Tai Forest virus (TAFV) yang dulu dikenal dengan Ivory Coast Ebolavirus (CIEBOV).
Gejala penyakit virus ebola ini didahului oleh demam yang tiba-tiba, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, lemah, diare, muntah, sakit perut, kurang nafsu makan, dan perdarahan yang tidak biasa. Virus Ebola dapat menyebar melalui penularan dari manusia ke manusia melalui: Kontak dengan darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi virus ebola atau yang telah meninggal karena virus ebola kontak dengan cairan tubuh (darah, feses, muntahan) benda yang terkontaminasi.
Kasus pertama terjadi di Afrika Barat pada Maret 2014, terbesar dan paling kompleks. Negara-negara yang paling terkena dampak adalah Guinea, Liberia dan Sierra Leone. Enam negara di Afrika Barat yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) yaitu Liberia, Guinea, Sierra Leone, Nigeria, Senegal dan Mali, dengan total 28.652 kasus dan 11.325 kematian, 39,52% dari total kematian/total kasus (data tahunan WHO) 2016 Juni 10). Berdasarkan hal tersebut, WHO mengatakan penyakit virus Ebola sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian dunia (KKMMD). Selanjutnya, beberapa kelompok penyintas Ebola diidentifikasi di Liberia, Guinea dan Sierra Leone. Penularan diketahui karena kontak dengan cairan tubuh korban.
Kita tetap waspada dan menjaga stamina tubuh dengan baik seperti makan makanan yang bergizi, olahraga, tidur teratur, dan lain - lain agar terhindar dari berbagai penyakit.
Sumber gambar: Kompas.com
More News
Redaksi
Kesetaraan Gender; Sampai Kapan Jadi Setara?
Redaksi
Tips Mengatasi Kecanduan Teknologi Zaman Now
News